Orang Tua Zaman Now, Perancang Masa Depan Anak




 Saat ini orang tua dihadapkan pada persoalan anak-anak yang semakin beragam. Anak-anak dan remaja usia sekolah membutuhkan bimbingan orang yang bisa mengantarkan mereka menuju masa depan yang diharapkannya kelak. Orang tua dan guru dituntut menjadi orang-orang yang diharapkan oleh mereka. Dengan bekal pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya, orang tua zaman now  diharapkan menjadi perancang masa depan oleh putra -putri mereka. Perancang masa depan yang memahami kebutuhan dan minat mereka, tetapi bukan perancang masa depan yang memaksakan kehendaknya pada putra dan putri mereka.  Keterlibatan orang tua dalam pendidikan putra-putri mereka menjadi sebuah keharusan agar putra-putri negeri ini bisa menggapai cita-citanya.

Semua orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi orang sukses di masa depan. Kalau bisa, sang anak harus lebih sukses dari dirinya. Harapan tinggi orang tua bukan tanpa alasan. Suatu kebanggaan bagi seseorang jika memiliki anak-anak yang sukses. Entah faktor gengsi atau sebab lain, seseorang akan merasa berhasil mendidik anaknya tatkala anaknya menjadi orang yang sukses. Tentu saja dengan ukuran sukses yang beragam, kesuksesan seorang anak akan memberi kebanggaan tersendiri bagi orang tua.

Ada orang yang mengukur sukses dari segi materi. Jika seseorang memiliki anak yang memiliki pekerjaan bergengsi dan bergaji besar baru dikatakan sukses. Atau ada orang yang mengukur sukses dari level pendidikan yang ditempuh oleh anaknya. Terlepas dari beragam ukuran sukses, orang tua akan berusaha membuat anak-anaknya sukses di masa depan dengan segala upaya dan kemampuannya.

Peran Orang Tua dalam Pendidikan Keluarga

Orang tua  bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Pendidikan pertama dan utama adalah di keluarga. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mendapatkan pendidikan. Orang tuanyalah, ayah dan ibu, yang menanamkan pendidikan pada diri si anak. Orang tua yang baik akan menanamkan karakter yang baik pada anak.  Pendidikan akan nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kehidupan, kompetensi dasar( soft skill), menjadi PR besar bagi orang tua untuk ditanamkan ke anak sejak dini.

Ayah dan ibu bisa merencanakan bersama bagaimana pola pengasuhan dan pendidikan yang akan diterapkan keluarga tersebut. Peran orang tua di sini sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, orang tua harus menambah wawasan dengan berbagai ilmu pengetahuan tentang pola pengasuhan dan penanaman karakter. Yang terpenting dari fase pendidikan di keluarga ini adalah ayah dan ibu tidak hanya bisa menyuruh dan meminta anak melakukan sesuatu. Ayah dan ibu harus menjadi contoh dan teladan bagi si anak. Orang tua zaman now menyadari bahwasanya akan sulit menyuruh anak untuk melakukan sesuatu tanpa orang tua melakukannya terlebih dahulu. Karakter ayah ibu yang baik otomatis akan menjadi panutan bagi putra putri mereka.

Jika orang tua menyadari keterbatasan dalam ilmu pengetahuan dan penanaman karakter ini, orang tua bisa mencari guru yang baik agar anak tetap mendapat pendidikan. Misalnya orang tua terbatas dalam ilmu agama, bisa mencari ahli atau guru yang dianggap mampu mengajarkan ilmu itu ke anak. Tentu saja meskipun ada guru agama, kontrol perilaku anak sehari-hari harus tetap dilakukan oleh orang tua sepanjang hari dalam rangka penanaman karakter baik ini mengingat waktu anak bersama orang tua pastinya lebih panjang dibanding waktu bersama gurunya.

Pendidikan di keluarga berlangsung selama anak masih dalam lingkungan keluarga dan anak pun akan meneruskan penanaman karakter di keluarga ini pada generasi selanjutnya tatkala sang anak menjadi orang tua kelak. (silakan baca:https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4662).  Kesinambungan pendidikan keluarga ini akan menentukan kehidupan sang anak di masa depan dan di masyarakat kelak. Oleh karena itu, orang tua harus benar-benar memperhatikan pendidikan dan penanaman karakter ini. 

Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Sekolah

                         ( Kegiatan studi wisata,program sekolah yang perlu dukungan ortu)

Bagaimana peran orang tua tatkala putra-putrinya memasuki lingkungan sekolah? Menurut hasil penelitian Harvard Family Research Project(HFRP), keterlibatan orang tua dalam pendidikan di sekolah memliki kaitan erat dengan hasil belajar dan prestasi anak di sekolah. Pelajar akan lebih termotivasi untuk berprestasi, berperilaku lebih baik, memiliki keterampilan sosial yang baik jika orang tua secara aktif berperan serta mendukung anaknya di sekolah.

Sebagai perancang masa depan anak, pada saat anak memasuki usia sekolah, orang tua bisa merencanakan sekolah yang bagaimana yang akan ditempuh sang anak. Survei pada sekolah-sekolah yang diminati dan mencari tahu bagimana pola pengajaran sebuah sekolah apakah sesuai dengan visi dan misi orang tua perlu diperhatikan. Di usia sekolah ini orang tua dapat merencanakan banyak hal temasuk dalam hal keungan. Mempersiapkan dana pendidikan sesuai dengan rencana pendidikan di masa depan merupakan salah satu  usaha untuk merancang masa depan putra-putrinya.


Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak di sekolah dilakukan sepanjang putra-putri mereka bersekolah. Diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan pihak sekolah, dalam hal ini para guru. Peran keterlibatan orang tua pada proses pendidikan di sekolah menurut Epstein bisa dilakukan dengan cara :

1.      Pengasuhan  (parenting)
Orang tua dapat menyiapkan lingkungan dan suasana yang  kondusif di rumah untuk perkembangan anak sebagai pembelajar. Anak akan siap menjadi pembelajar jika kondisi fisik dan psikisnya dalam keadaan baik. Orang tua bisa mengusahakan hal ini terjadi pada putra-putrinya.

2.      Komunikasi (Communicating)
Komunikasi yang baik dua arah dengan pihak sekolah perlu terjalin dengan baik. Jangan sampai komunikasi antara orang tua dan guru terbatas pada saat anak membuat masalah. Orang tua baru menghubungi gurunya jika putra-putri mereka membuat kasus di sekolah. Orang tua bisa menjalin komunikasi dengan guru memantau perkembangan putra-putrinya di sekolah. Jika ada masalah, orang tua dan guru bisa mendiskusikan jalan keluar terbaikbagi putra-putrinya. (silakan baca: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4638).  Komunikasi orang tua dan guru berorientasi pada perkembangan anak didik di sekolah baik secara akademis maupun nonakademis termasuk perkembangan kepribadian dan sosial anak didik. 

Dengan kemajuan teknologi komunikasi saat ini, memungkinkan komunikasi antara orang tua dan guru berjalan baik. Orang tua zaman now banyak yang tergabung dalam group komunikasi orang tua dalam bentuk WA group atau group media sosial lainnya.

3.      Relawan (volunteering) 

Relawan (volunteering)Orang tua dapat melibatkan diri menjadi relawan untuk beberapa kegiatan sekolah. Jika di sekolah ada sebuah program yang memerlukan keikutsertaan orang tua, beberapa orang tua bisa menjadi relawan dalam kegiatan tersebut. Misalnya pada kegiatan studi wisata, orang tua bisa membantu kegiatan tersebut. Pada kegiatan pentas seni orang tuapun bisa menjadi relawan untuk menyukseskan program tersebut. 

4. Pembelajaran di Rumah (Learning at Home)

Di rumah, orang tua bisa menjadi motivator ketika siswa diberi tugas dari sekolah. Orang tua pun bisa membantu dan memantau putra-putrinya di rumah. Dengan menyediakan dan mengusahakan kesiapan mental dan fisik bagi putra-putrinya, orang tua  bisa memastikan anaknya belajar dengan antusias.

Yang perlu diperhatikan di sini, orang tua tetap harus menanamkan tanggung jawab dalam diri anak. Tugas-tugas yang diberi dari sekolah jangan diselesaikan oleh orang tua. Fenomena ini banyak terjadi mengingat orang tua ingin putra-putrinya mendapat nilai terbaik padahal jika hal itu dilakukan itu berarti orang tua tidak menanamkan tanggung jawab dan kemandirian pada diri si anak. Orang tua zaman now hanya bisa menjadi fasilitator dan motivator bagi anaknya saat belajar di rumah.  

5Pengambil Keputusan (Decision Making)

Orang tua zaman now saat ini, terhubung dalam persatuan orang tua yang memungkinkan menjadi decision making terkait kebijakan sekolah. Kebijakan sekolah yang memerlukan dukungan orang tua sangat membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat dari orang tua. Dengan begitu, kebijakan-kebijakan sekolah dapat berjalan dengan baik


6. Kerjasama dengan Masyarakat (Collaborating with Community) 

                                 ( rapat orang tua sebagai wadah komunikasi ortu dan guru)

Orang tua zaman now memiliki akses untuk membentuk komite sekolah atau perwakilan orang –orang tua yang nantinya dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dan masyarakat untuk mengembangkan sebuah sekolah . Hal ini tentu saja memberi  dampak yang positif bagi perkembangan proses belajar putra-putrinya kelak.


Keterlibatan orang tua dalam pendidikan baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah tentu saja membutuhkan perhatian dan bekal pengetahuan yang cukup banyak. Oleh karena itu, menjadi orang tua zaman now harus mau terus belajar dan belajar menjadi orang tua yang diharapkan oleh putra-putri mereka. Kedekatan, perhatian , dan kepedulian orang tua terhadap putra-putri mereka semoga menjadi penyemangat anak-anak negeri ini untuk terus berprestasi, berperilaku baik, dan memiliki keterampilan sosial yang dibutuhkan mereka di masa depannya. Jangan pernah kendurkan semangat menjadi orang tua yang menyertai anak untuk merancang masa depannya.

Semangat Ayah, semangat Ibu, bantu anakmu rancang masa depan!

 Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog #sahabatkeluarga
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/5604_2018-02-25/Pedoman%20Blog-Laman.pdf





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perang Majas ( Metode Permainan dalam Pembelajaran)

Asal –Usul Nama Kue Cucur (Cerita Rakyat Betawi ),

KONJUNGSI TEMPORAL