Berpantun Yuk
Pantun adalah puisi lama empat baris dengan rima aa aa atau ab ab.
Menulis pantun dapat mengaktifkan kedua belah otak kanan dan kiri. Kreativitas mengolah otak kanan sedangkan aturan-aturan yang ditetapkan dapat mengolah otak kiri kita.
Berikut saya tuliskan beberapa pantun hasil buatan saya. Sudah lama tersimpan di PC.
Pikiran kakek ke kanan kiri
Melihat nenek duduk melamun
Wahai kawan datang kemari
Dengarkan aku hendak berpantun
Menyimpan nasi di dalam peti
Berlama-lama menjadi basi
Jadilah apa dewasa nanti
Kecil-kecil belajar korupsi
Putri raja begitu manjanya
Oleh inang dia disembah
Selalu berkata apa adanya
Jangan dikurang jangan ditambah
Membajak tanah menjadi gembur
Padi ditanam pastilah subur
Jikalau hati sudah tak jujur
Segala laku takkan mujur
Mpek –mpek dari tepung kanji
Kenyal rasa si agar-agar
Kalaulah diri sudah berjanji
Pantanglah itu diri melanggar
Masa lajang segera berakhir
Cetak undangan di atas kalkir
Setiap napas hiasi dzikir
Gundah gulana pasti menyingkir
Makan sedikit jangan berlebih
Kenyang nanti
perut terasa
Lihat pak haji memegang tasbih
Terbawa damai senantiasa
Pergi ke pasar mari belanja
Membeli udang si udang galah
Sedari kecil sangat dimanja
Dewasa nanti pastilah kalah
Mencari ilmu sampai ke Cina
Makan bersumpit kita di sana
Dengan kawan jangan menghina
Seolah diri sudah sempurna
Manis kecil si buah kurma
Oleh-oleh dari pak haji
Besar kecil tanggung bersama
Iri hati takkan terjadi
Gagah nian burung garuda
Bentuknya elok sungguh berbeda
Bangga hati sampai ke dada
Bias berkarya selagi muda
Taruh gelas di atas meja
Isinya penuh tidak terkira
Di kelas hanya tidur saja
Nilai raport pun membara
Ondel-ondel dari Jakarta
Kita arak bersama-sama
Wahai Tuan yang banyak harta
Berbagilah pada sesama
Sunting pengantindi kepala
Pengantin baru dari Jakarta
Teman gagap jangan dicela
Ajari dia mengeja kata
Tari pendet ciri khas Bali
Pulau Dewata banyak dipuja
Dari merantau aku kembali
Negeri sendiri tetap kupuja
Merdu suara si burung kenari
Indah nian si burung kasuari
Mari kawan kita menari
Lestari budaya negeri sendiri
Kepada Allah
kita menyembah
Di atas alas bernama sajadah
Pada nasib jangan berpasrah
Dengan doa bisa berubah
Kecil-kecil si buah duku
Makan terus tak jemu-jemu
Kalau sering membaca buku
Takkan mati karena ilmu
Berjalan-jalan ke Kota Tua
Membawa payung sebagai syarat
Selamat jumpa Tuan semua
Semoga sehat setiap saat
Anak macan belum berkuku
Kumpulkan daun jadikan jamu
Kemana jalan membawa buku
Takkan hilang segala ilmu
Nonton wayang di Surakarta
Lihat dalang pakai blangkon
Negeri jiran makin tertata
Jangan kita Cuma menonton
Kayu ukir dari jepara
Kayu jati kualitas prima
Kalau menyontek tidaklah jera
Nilai buruk siap kau terima
Paling enak makan ketupat
Makan satu dibelah empat
Jika ada di dalam rapat
Janganlah kita saling mengumpat
Besar nian si ikan kakap
Lebih besar si kura-kura
Kala hati bertabur maaf
Banyak teman banyak saudara
Kemana pergi naiklah beca
Becak dikayuh si kura-kura
Tidaklah rugi gemar membaca
Banyak tahu hati gembira
Ayam putih si ayam negeri
Telur puyuh banyak dicari
Meski kita berbeda negeri
Permusuhan jangan dicari
Melancong kita ke Kendari
Beli batik di kota Kediri
Kalau mengaku sudah mandiri
Bangun pagi bisa sendiri
Indah nian si Kota Gadang
Kebanggaan putera nagari
Jangan cepat menghunus pedang
Jika tak mau rugi sendiri
Paku disimpan bisa berkarat
Jangan disimpan berlama-lama
Tak ada kerja yang terasa berat
Bila ditanggung bersama-sama
Ikan asin sambal terasi
Jangan dimakan dengan roti
Lestari budaya tradisi
Jangan punah hingga nanti
Makan duren kudu dibelah
Sungguh nikmat tiada tersisa
Jangan takut merasa lelah
Alah bisa karena biasa
Beli sirop di Kota Kendari
Tidak manis janganlah dibeli
Kalau bisa membuat sendiri
Untuk apa kita membeli
Nasi goreng sarapan pagi
Ditambah
telur setengah jadi
Biar sedikit mari berbagi
Takkan berkurang harta pribadi
Sungguh nikmat si gado-gado
Jika ditambah kerupuk putih
Kalau berniat mencari jodoh
Banyak berkawan jangan pilih-pilih
Bintang laut banyak porinya
Begitu jijik dipegang nyonya
Menenpatkan hak pada porsinya
Perilaku adil itu namanya
Kain batik dari Pekalongan
Bukan Solo bukannya Yogya
Gadis cantik jalan sendirian
Bolehlah Kanda
ikut menjaga
Tulis surat dengan mesin tik
Dikirim untuk sanak kerabat
Baru tunas jangan dipetik
Sudah rimbun banyak manfaat
Pohon bonsai sudah berakar
Bibitnya dari Gunung Galunggung
Menjaga lidah dalam kelakar
Jangan sampai teman tersinggung
Nikmat nian si bubur sumsum
Ditambah dengan si gula merah
Jikalau senyum dibalas senyum
Tak ada lagi hati yang marah
Anak kera mandi di kali
Selepas daki si Gunung Jati
Jika bertanya pada sang ahli
Peroleh ilmu sepuas hati
Dipanggil ibu dating segera
Wajib menurut selama bisa
Janganlah suka cari perkara
Hanya karena punya kuasa
Makan sate lumuri kecap
Gula merah untuk dikolak
Jika maaf sudah terucap
Pantang diri untuk menolak
Berilah pacar mawar sekuntum
Supaya senyum dapat merekah
Hiasi wajah dengan tersenyum
Sebab senyum adalah sedekah
Jayawijaya ada di Papua
Bagus nian untuk berfoto
Wahai kawan beriku doa
Biar lancar aku pidato
Air putih di dalam gelas
Janganlah sampai kepenuhan
Manfaatkan barang-barang bekas
Ide kreatif jaga lingkungan
Pantun-pantun tersebut semoga bermanfaat untuk pembelajaran pantun di sekolah. Pantun tersebut mencerminkan karakter-karakter yang harus dikembangkan pada pelajar saat ini. Saya yakin pantun bisa dijadikan sarana nasihat.
23 September 2019
Thanks for share, semoga sukses selalu..
BalasHapusKunjungi juga http://bit.ly/2kvlFUZ