Serabi Mak Piah



Serabi Mak Piah
Assalamualikum Wr. Wb. Friend...narsis ah...ini cerita pertamaku yang menang lomba.Penyelenggaranya Nusantara Bertutur... 


                                                            oleh : adenia
Mak Piah menjunjung tampah dagangannya. Serabi buatannya kurang laku hari ini. Mak Piah membawa tiga puluh serabisedangkan yang laku baru lima serabi. Padahal siang inisangat panas. Mak Piah duduk bersandardi bawah pohon kamboja yang teduh itu.
“Aduh, panas sekali udara Jakarta. Mana serabiku baru laku segini. Siapa yang mau menghabiskan jika sampai sore tidak laku? Gumam Mak Piah pada dirinya sendiri.
            Tidak lama kemudian,tiga orang anak kecil datang untuk berteduh di bawah pohon kamboja itu. Baju yang mereka pakai agak kotor. Tubuh mereka kurus. Lela, yang paling kecil  dari mereka merengek.
“Kak, aku lapar sekali. Apa tidak ada lagi uang untuk beli makanan?”
“Tidak ada lagi. Tidurlah dekatku. Jika tertidur, laparmu pasti hilang.”
Mak Piah merasa iba melihat mereka. Mak Piah menyodorkan serabi dagangannya kepada mereka.
“Terima kasih Bu, kami tidak punya uang. Kami tidak dapat menerimanya. “
“Ambillah. Mak Ikhlas memberikannya pada kalian.”
“Almarhum ayah kami berpesan  agar kami tidak menerima sesuatu tanpa bekerja.”
“Tapi Mak ikhlas. Mak senang serabi Mak kalian makan.”
Lela kembali merengek kepada Udin , kakaknya.
“Kak, aku lapar sekali. Boleh aku mengambilnya?”
Udin hanya terdiam. Dirinya juga lapar.
“Ambilah. Ini untuk adik-adikmu.”
“Baiklah Bu, tetapi biarkan kami menjual serabi-serabi ibu yang tersisa setelah kami memakannya.”
Mak Ipah mengernyitkan dahi “ Haruskah seperti itu?”
“Ya Bu, karena kami tak mau memakan rezeki tanpa kerja.”
“Baiklah kalau begitu. “
            Udin, Dudung, dan Lela pun memakan serabi pemberian Mak Piah.  Mak Piah senang melihat mereka memakan serabi itu dengan lahap. Selesai makan, mereka bertiga membantu Mak Piahmenjajakan serabinya.
“Serabi…serabi…serabi…serabi Mak Piah.”
Teriak Dudung dan Udin.
“Serabinya enak loh. Kami yang kelaparan jadi kenyang. “
Lela ikutan berpromosi. Mak Piah tersenyum dengan pekerjaan mereka.

Nilai moral: tolong menolong, tidak menerima sesuatu tanpa usaha.


 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perang Majas ( Metode Permainan dalam Pembelajaran)

Asal –Usul Nama Kue Cucur (Cerita Rakyat Betawi ),

KONJUNGSI TEMPORAL