Ayah Tak Adil



                                                    oleh : Adenia
  Menjelang masuk sekolah kali ini Adi seolah tak bersemangat . Ayah dan bunda belum mengajaknya ke pasar untuk membeli perlengkapan sekolah. Tiba-tiba ayah mengajaknya ke pasar. “Aku mau dibelikan tas, buku, dan perlengkapan sekolah, Ayah?” Tanya Adi senang. Ayah mengangguk.  Adi pun segera berganti pakaian dan pergi ke pasar dibonceng ayah.
            Adi memilih tas, buku, peralatan sekolah, bersama ayah. Ayah pun membelikan sepatu  dan baju seragam untuk Adi. Betapa senang hati Adi. Masuk sekolah nanti, semua perlengkapannya serba baru. “Terima kasih ayah, sudah membelikan semua ini  untuk Adi. “kata Adi pada ayah. “Alhamdulillah ada rezekinya. Ayah berharap kamu makin bersemangat belajar di sekolah. “ jawab ayah. “Iya  ayah. Semoga aku bisa mendapat ranking lagi di kelas nanti.” Katanya bersemangat.
Ayah dan Adi pulang dengan membawa belanjaannya.  Kak Dilla juga membawa barang belanjaan seperti dirinya. Rupanya Kak Dilla pun baru pulang dari pasar. “Adi, kamu sudah membeli peralatan sekolahmu? Kakak juga baru sampai. “ kata Kak Dilla pada Adi. “Iya nih Kak. Kakak juga beli buku?” Tanya Adi mengintip tas belanjaan Kak Dilla.
Adi kaget sekali. Ternyata buku tulis Kak Dilla lebih banyak dari buku yang dibelinya. Tasnya juga lebih besar dan pasti lebih mahal dari tas Adi. Peralatan tulisnya juga lebih banyak. Adi iri melihat barang-barang Kak Dilla lebih banyak dari miliknya. Adi diam dan langsung masuk ke kamar membawa barang-barang belanjaannya.
            Ayah tidak adil, mengapa barang Kak Dilla lebih banyak dari Adi?Aku juga ingin memiliki barang sebanyak Kak Dilla. Menjelang maghrib, Adi baru keluar kamar.
“Kamu ngambek ya? Barang-barang Kak Dilla lebih banyak?” kata Bunda. Adi terdiam. Kok Bunda bisa tahu? Dari mana Bunda tahu?
“Kamu tidak boleh marah pada Kak Dilla. Barang-barang Kak Dilla lebih banyak dari milikmu karena memang Kak Dilla lebih membutuhkannya. Jadi,kebutuhanmu belum  sebanyak kebutuhan Kak Dilla.”  Kata Bunda.
“Tapi kemarin Kak Dilla dibelikan laptop , Adi minta HP saja tidak diizinkan. “gerutu Adi  lagi.
“Itu karena Kak Dilla membutuhkannya untuk menulis  dan mengerjakan tugas  sekolah. Lagi pula, Kak Dilla juga menabung untuk itu. Ayah hanya menambahkan sedikit.”Bunda menjelaskan lagi. “Harusnya ayah adil dong…”gerutu Adi lagi. “Justru ayah dan bunda adil, Di. Ayah memberi sesuai kebutuhan anaknya. Kamu kan belum butuh laptop dan HP, kan?” jawab bunda. “Jika Adi sudah membutuhkannya, ayah pasti akan mengusahakan.” Kata bunda.
“Adil itu bukan berarti sama rata. Jika diberi sama rata,justru tidak adil. Jika bunda memberi  Adi buku tulis dua pak dan Kak Dilla dua pak, Adi akan berlebih. Bagaimana dengan Kak Dilla?Pasti akan kurang. Apa itu adil? “ Bunda menjelaskan.
Adi mengangguk-angguk tanda mengerti. Alhamdulillah , Adi bersyukur memiliki orang tua yang peduli pada kebutuhan anak-anaknya. Nanti  jika sudah waktunya, Adi pun akan mendapat barang-barang sesuai kebutuhannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perang Majas ( Metode Permainan dalam Pembelajaran)

Asal –Usul Nama Kue Cucur (Cerita Rakyat Betawi ),

KONJUNGSI TEMPORAL