Kepsek dan Manajer sekolah, Ada Apa Ya?
Jreng ....hehehe...
Bissmillahirohmanirrohim...
Dulu zamannya kuliah, diriku pernah membuat tugas kuliah berupa artikel yang intinya sih mau ngomong tentang penggunaan bahasa di kalangan elite politik dan para pejabat. Dari tugas itu diriku dapat hadiah berupa dari Bu Liliana, M.Pd. Meskipun hanya berupa buku saku saat itu diriku lumayan ge er. Pasalnya, itu berarti diriku bolehlah kalau disuruh nulis( zaman itu, kalau sekarang mah...geleng-geleng dach).
Aku tak tahu apa yang aku tulis ini masih nyambung gak ya dengan prolog di atas? hem...
Terlepas dari itu, sekarang ini muncul sebuah istilah baru di dunia pendidikan yaitu penggantian istilah "kepsek" dengan " manajer sekolah". Loh, apa masalahnya?
Sebenarnya sih kata "kepsek" jika ingin diubah menjadi "manajer sekolah" ya sah-sah saja. Lah wong kepsek itu memang tugasnya memanage sekolah. Tetapi kok diriku tergelitik untuk mempermasalahkan ini, ya?Permasalahannya adalah mengapa harus manajer sekolah?
Huwahahaha....itu yang membuat diri ini mikir. Apakah istilah kepsek itu salah? atau ada hal yang sangat mendasar hingga istilah itu harus diubah? Dan mengapa diubah? Kalau tidak terlalu krusial? apakah sangat mempengaruhi makna? apakah istilah "kepse" memiliki konotasi buruk hingga harus diganti?.
Sebenarnya yang membuat ini jadi persoalan adalah di lingkunganku istilah "manajer sekolah" justru menjadi bahan lawakan segar candaan kami. Teman-temanku bilang
" Eh, sekarang bukan kepsek tapi manajer sekolah. "
" ah sama saja."
" Eh bukan. Ini zamannya manajer sekolah. Soalnya pimpinannya baru. Jadi, apa kata pimpinan ya harus diikuti."
"oh gitu ya?"
Dari hal yang sebenarnya bukan persoalan besar tetapi saya jadikan persoalan ini, saya mau bilang betapa pengaruh pemimpin sangat luar biasa. Kata-kata pemimpin bisa sangat berpengaruh pada bawahannya. Pertanyaannya apakah setiap ganti pimpinan harus ganti istilah, gitu? kalau seratus kali ganti pimpinan seratus kali ganti istilah untuk satu kata yang sebenarnya gak terlalu krusial, gitu?
Bissmillahirohmanirrohim...
Dulu zamannya kuliah, diriku pernah membuat tugas kuliah berupa artikel yang intinya sih mau ngomong tentang penggunaan bahasa di kalangan elite politik dan para pejabat. Dari tugas itu diriku dapat hadiah berupa dari Bu Liliana, M.Pd. Meskipun hanya berupa buku saku saat itu diriku lumayan ge er. Pasalnya, itu berarti diriku bolehlah kalau disuruh nulis( zaman itu, kalau sekarang mah...geleng-geleng dach).
Aku tak tahu apa yang aku tulis ini masih nyambung gak ya dengan prolog di atas? hem...
Terlepas dari itu, sekarang ini muncul sebuah istilah baru di dunia pendidikan yaitu penggantian istilah "kepsek" dengan " manajer sekolah". Loh, apa masalahnya?
Sebenarnya sih kata "kepsek" jika ingin diubah menjadi "manajer sekolah" ya sah-sah saja. Lah wong kepsek itu memang tugasnya memanage sekolah. Tetapi kok diriku tergelitik untuk mempermasalahkan ini, ya?Permasalahannya adalah mengapa harus manajer sekolah?
Huwahahaha....itu yang membuat diri ini mikir. Apakah istilah kepsek itu salah? atau ada hal yang sangat mendasar hingga istilah itu harus diubah? Dan mengapa diubah? Kalau tidak terlalu krusial? apakah sangat mempengaruhi makna? apakah istilah "kepse" memiliki konotasi buruk hingga harus diganti?.
Sebenarnya yang membuat ini jadi persoalan adalah di lingkunganku istilah "manajer sekolah" justru menjadi bahan lawakan segar candaan kami. Teman-temanku bilang
" Eh, sekarang bukan kepsek tapi manajer sekolah. "
" ah sama saja."
" Eh bukan. Ini zamannya manajer sekolah. Soalnya pimpinannya baru. Jadi, apa kata pimpinan ya harus diikuti."
"oh gitu ya?"
Dari hal yang sebenarnya bukan persoalan besar tetapi saya jadikan persoalan ini, saya mau bilang betapa pengaruh pemimpin sangat luar biasa. Kata-kata pemimpin bisa sangat berpengaruh pada bawahannya. Pertanyaannya apakah setiap ganti pimpinan harus ganti istilah, gitu? kalau seratus kali ganti pimpinan seratus kali ganti istilah untuk satu kata yang sebenarnya gak terlalu krusial, gitu?
Komentar
Posting Komentar