Sekali Naik Kapal Dua Tiga Pulau Kukunjungi (Sebuah Laporan Perjalanan)
Liburan lebaran tahun ini lumayan panjang juga. Kami bukan orang yang biasa mudik saat lebaran jadi buat kami liburan lebaran terasa begitu panjang. Hingga pada akhirnya kami pun memutuskan untuk nambahin pengalaman dan pengetahuan dengan sedikit refreshing. Berbekal sedikit kenekatan dan sedikit catatan dari Mbah Google pun kami pergi juga ke Kepulauan Seribu, tepatnya Pulau Pramuka. Ada apa dan bagaimana penglaman seru kami di sana? lanjutin bacanya ya...
Berawal dari searching di Mbah Google bagaimana kami harus menuju ke sana kami mendapatkan info bahwa menuju Pulau Pramuka bisa melalui Angke dengan menumpang kapal motor dengan biaya Rp 35.000 per orang. Kapal motor di Muara Angke ada pada pukul 05.30 hingga pukul 07.00. Di luar jam itu kapal yang menuju ke arah situ konon katanya tidak ada lagi pada hari itu. Kalau ketinggalan ya, nunggu besok lagi.Bahkan ada beberapa orang yang sengaja menginap di kapal itu sejak malam hari agar mereka tidak tertinggal.
Kapal berangkat menuju Pulau Pramuka dengan lama perjalanan sekitar dua jam. Kebayang gimana lamanya perjalanan tersebut. Kapal yang biasa menuju ke sana bernama dholphin, cinta alam, dan rindu alam. Konon katanya kapal dholphinlah yang paling cepat meskipun muatan dholphin lebih sedikit ketimbang kapal yang lain. Kebetulan kami naik kapal rindu alam pagi itu. Untungnya lagi kami dapat posisi di dak kapal, jadi kami bisa bebas bergerak menikmati angin kencang di sana. Sayangnya panas...Peliharaan kami pun bisa bebas bernapas di taruh di dak. Malahan keren tuh betet, jadi primadona anak-anak kecil di kapal.
Perjalanan dua jam menuju Pulau Pramuka biasanya sangat membosankan karena sepanjang perjalanan pemandangan kita hanya laut luas hanya terkadang kita akan melewati beberapa pulau dari kejauhan. Pulau Kelor pun yang terlihat bentengnya kami lewati. Ternyata Pulau Onrust dan Pulau Kelor tidak jauh dari Muara Angke hanya sekitar setengah jam perjalanan kapal. Selama perjalanan karena kami perginya rombongan tidak terlalu membosankan. Di dak ini kita bisa foto2 loh di dak ini secara udah kami kuasai tuh dak...
Sampai di Pulau Pramuka, seorang teman kenalan kami sudah menunggu di dermaga. Kami meminta bantuan beliau untuk mencari penginapan di sana. Sedihnya lantaran hari liburan, kami nyaris tidak mendapat penginapan.Bisa-bisa ngemper di Masjid nih. Soale masjidnya luas, besar, dan terawat sih...
Konon kata sumber terpercaya, di Pulau Pramuka banyak homestay yang disewakan dengan harga sekitar Rp 300.000 -400.000 an dengan kondisi yang lumayan nyaman. Harga tergantung letaknya. Semakin dekat dengan dermaga atau pantai akan semakin mahal.Alhamdulillah setelah muter-muter lumayan lama akhirnya kami pun dapat penginapan juga, meskipun harganya agak sedikit dinaikkan...hiksss...curaaanggg...
Pulau Pramuka bisa diputerin dalan waktu 45 menit pasalnya kalau mau ngukur luas tuh pulau kita bakal kepentok sama yang namanya laut lagi-laut lagi. Di Pulau Pramuka sama saja dengan tempat lainnya. Di sini ada banyak home stay yang disewakan ke pengunjung. Setiap sabtu dan minggu atau masa liburan Pulau ini penuh dengan pengunjung. Kebanyakan sih etnis chinese yang ke sini. Jadi gak usah kaget kalau tiba-tiba lihat banyak cewek-cewek sipit, putih di tempat ini pada masa liburan. Di Pulau Pramuka ada penangkaran Penyu yang penjaganya cuma mau melayani rombongan.
Kalau soal makanan, di pinggir dermaga ada beberapa penjual baso ikan, mie ayam, nasi, harga yang mereka kasih sama saja dengan harga di tempat kalian bisa jadi agak lebih mahal pasalnya onglos angkut tuh bahan makanan aja dari kota ke Pulau, berapa ayo? Tapi soal rasa yang berpulang ke masing-masing lidah lah. Kalau saya... :( ....(sampai nyesel gak bawa kompor atau panci listrik). Pulau Pramuka sekarang sudah dilengkapi dengan listrik 24 jam. Syukur dah...berarti bisa ngecharge BB kan?
Berada di Pulau Pramuka banyak hal yang bisa kita lakukan. Bisa sewa kano dengan harga Rp 30.000/30 menit dan nambah Rp. 10.000 setiap sepuluh menitnya. Bisa juga sewa alat-alat snorkeling seharga Rp 35.000 dan sewa banana boat Rp. 350.000 untuk 10 orang. Serunya Banana boat, kamu bakalan dijatuhin 3x untuk biaya segitu. Petugasnya baru stop kalau kamu udah jatuh 3x.
Di depan Pulau Pramuka ada Pulau Panggang dan Pulau Karya yang bisa ditempuh dengan kapal ojek dengan ongkos Rp 3000. Kami sempat ke kedua pulau itu sebelum pulang. Pulau Panggang yang padat dengan penduduk dan perumahan jelas beda kondisinya dengan Pulau Pramuka. Nyaris tak ada lagi lahan buat nyempil di pulau itu. BT muter-muter Pulau Panggang tanpa dapat apa-apa selain kesemrawutan kami pun nyebrang ke Pulau Karya. Subhanallah BT di Pulau Panggang terobati.
Pulau Karya adalah Pulau makam bagi penduduk Kepulauan Seribu jadi pulau ini lumayan sepi. Hanya ada bangunan-bangunan di sana. Polsek, gedung KPUD, Asrama TNI, dan makam. Mungkin karena sepinya, pulau ini indah sekali. Pantainya jauh lebih bening dari pantai-pantai di pulau yang pernah aku temui. Snorkeling di sini seru banget deh.
Yang tadinya mau pulang, eh malah kami tertarik buat turun ke pantai Pulau Karya. Subhanallah ...bening sekali, terlihat jelas yang ada di bawahnya. Padahal cukup tinggi kukira. Sayangnya kami enggak bisa berlama-lama di Pulau Karya. Kapal menuju Jakarta yang mau kami tumpangi segera berangkat. Nyaris kami tertinggal kapal. Kami pulang dengan kapal rindu alam dengan lama perjalanan sekitar tiga jam karena ombaknya yang cukup besar. Kami pulang dari Pulau Seribu dengan mimpi selanjutnya...ONRUST...KELOR...yang harus kami kunjungi suatu hari nanti. Aku masih penasaran sama bentengnya...bye-bye
Berawal dari searching di Mbah Google bagaimana kami harus menuju ke sana kami mendapatkan info bahwa menuju Pulau Pramuka bisa melalui Angke dengan menumpang kapal motor dengan biaya Rp 35.000 per orang. Kapal motor di Muara Angke ada pada pukul 05.30 hingga pukul 07.00. Di luar jam itu kapal yang menuju ke arah situ konon katanya tidak ada lagi pada hari itu. Kalau ketinggalan ya, nunggu besok lagi.Bahkan ada beberapa orang yang sengaja menginap di kapal itu sejak malam hari agar mereka tidak tertinggal.
Kapal berangkat menuju Pulau Pramuka dengan lama perjalanan sekitar dua jam. Kebayang gimana lamanya perjalanan tersebut. Kapal yang biasa menuju ke sana bernama dholphin, cinta alam, dan rindu alam. Konon katanya kapal dholphinlah yang paling cepat meskipun muatan dholphin lebih sedikit ketimbang kapal yang lain. Kebetulan kami naik kapal rindu alam pagi itu. Untungnya lagi kami dapat posisi di dak kapal, jadi kami bisa bebas bergerak menikmati angin kencang di sana. Sayangnya panas...Peliharaan kami pun bisa bebas bernapas di taruh di dak. Malahan keren tuh betet, jadi primadona anak-anak kecil di kapal.
Perjalanan dua jam menuju Pulau Pramuka biasanya sangat membosankan karena sepanjang perjalanan pemandangan kita hanya laut luas hanya terkadang kita akan melewati beberapa pulau dari kejauhan. Pulau Kelor pun yang terlihat bentengnya kami lewati. Ternyata Pulau Onrust dan Pulau Kelor tidak jauh dari Muara Angke hanya sekitar setengah jam perjalanan kapal. Selama perjalanan karena kami perginya rombongan tidak terlalu membosankan. Di dak ini kita bisa foto2 loh di dak ini secara udah kami kuasai tuh dak...
Sampai di Pulau Pramuka, seorang teman kenalan kami sudah menunggu di dermaga. Kami meminta bantuan beliau untuk mencari penginapan di sana. Sedihnya lantaran hari liburan, kami nyaris tidak mendapat penginapan.Bisa-bisa ngemper di Masjid nih. Soale masjidnya luas, besar, dan terawat sih...
Konon kata sumber terpercaya, di Pulau Pramuka banyak homestay yang disewakan dengan harga sekitar Rp 300.000 -400.000 an dengan kondisi yang lumayan nyaman. Harga tergantung letaknya. Semakin dekat dengan dermaga atau pantai akan semakin mahal.Alhamdulillah setelah muter-muter lumayan lama akhirnya kami pun dapat penginapan juga, meskipun harganya agak sedikit dinaikkan...hiksss...curaaanggg...
Pulau Pramuka bisa diputerin dalan waktu 45 menit pasalnya kalau mau ngukur luas tuh pulau kita bakal kepentok sama yang namanya laut lagi-laut lagi. Di Pulau Pramuka sama saja dengan tempat lainnya. Di sini ada banyak home stay yang disewakan ke pengunjung. Setiap sabtu dan minggu atau masa liburan Pulau ini penuh dengan pengunjung. Kebanyakan sih etnis chinese yang ke sini. Jadi gak usah kaget kalau tiba-tiba lihat banyak cewek-cewek sipit, putih di tempat ini pada masa liburan. Di Pulau Pramuka ada penangkaran Penyu yang penjaganya cuma mau melayani rombongan.
Kalau soal makanan, di pinggir dermaga ada beberapa penjual baso ikan, mie ayam, nasi, harga yang mereka kasih sama saja dengan harga di tempat kalian bisa jadi agak lebih mahal pasalnya onglos angkut tuh bahan makanan aja dari kota ke Pulau, berapa ayo? Tapi soal rasa yang berpulang ke masing-masing lidah lah. Kalau saya... :( ....(sampai nyesel gak bawa kompor atau panci listrik). Pulau Pramuka sekarang sudah dilengkapi dengan listrik 24 jam. Syukur dah...berarti bisa ngecharge BB kan?
Berada di Pulau Pramuka banyak hal yang bisa kita lakukan. Bisa sewa kano dengan harga Rp 30.000/30 menit dan nambah Rp. 10.000 setiap sepuluh menitnya. Bisa juga sewa alat-alat snorkeling seharga Rp 35.000 dan sewa banana boat Rp. 350.000 untuk 10 orang. Serunya Banana boat, kamu bakalan dijatuhin 3x untuk biaya segitu. Petugasnya baru stop kalau kamu udah jatuh 3x.
Di depan Pulau Pramuka ada Pulau Panggang dan Pulau Karya yang bisa ditempuh dengan kapal ojek dengan ongkos Rp 3000. Kami sempat ke kedua pulau itu sebelum pulang. Pulau Panggang yang padat dengan penduduk dan perumahan jelas beda kondisinya dengan Pulau Pramuka. Nyaris tak ada lagi lahan buat nyempil di pulau itu. BT muter-muter Pulau Panggang tanpa dapat apa-apa selain kesemrawutan kami pun nyebrang ke Pulau Karya. Subhanallah BT di Pulau Panggang terobati.
Pulau Karya adalah Pulau makam bagi penduduk Kepulauan Seribu jadi pulau ini lumayan sepi. Hanya ada bangunan-bangunan di sana. Polsek, gedung KPUD, Asrama TNI, dan makam. Mungkin karena sepinya, pulau ini indah sekali. Pantainya jauh lebih bening dari pantai-pantai di pulau yang pernah aku temui. Snorkeling di sini seru banget deh.
Yang tadinya mau pulang, eh malah kami tertarik buat turun ke pantai Pulau Karya. Subhanallah ...bening sekali, terlihat jelas yang ada di bawahnya. Padahal cukup tinggi kukira. Sayangnya kami enggak bisa berlama-lama di Pulau Karya. Kapal menuju Jakarta yang mau kami tumpangi segera berangkat. Nyaris kami tertinggal kapal. Kami pulang dengan kapal rindu alam dengan lama perjalanan sekitar tiga jam karena ombaknya yang cukup besar. Kami pulang dari Pulau Seribu dengan mimpi selanjutnya...ONRUST...KELOR...yang harus kami kunjungi suatu hari nanti. Aku masih penasaran sama bentengnya...bye-bye
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus