Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Berpantun Yuk

Pantun adalah puisi lama empat baris dengan rima aa aa atau ab ab. Menulis pantun dapat mengaktifkan kedua belah otak kanan dan kiri. Kreativitas mengolah otak kanan sedangkan aturan-aturan yang ditetapkan dapat mengolah otak kiri kita. Berikut saya tuliskan beberapa pantun hasil buatan saya. Sudah lama tersimpan di PC. Pikiran kakek ke kanan kiri Melihat nenek duduk melamun Wahai kawan datang kemari Dengarkan aku hendak berpantun Menyimpan nasi di dalam peti Berlama-lama menjadi basi Jadilah apa dewasa nanti Kecil-kecil belajar korupsi Putri raja begitu manjanya Oleh inang dia disembah Selalu berkata apa adanya Jangan dikurang jangan ditambah Membajak tanah menjadi gembur Padi ditanam pastilah subur Jikalau hati sudah tak jujur Segala laku takkan mujur Mpek –mpek dari tepung kanji Kenyal rasa si agar-agar Kalaulah diri sudah berjanji Pantanglah itu diri melanggar Masa lajang segera berakhir Cetak undangan di atas kalki

7 Days Chalenge

Gambar
                                            Sumber gambar : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwibs6m78NnkAhWEOo8KHQ-qB4MQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Faceh.tribunnews.com%2F2019%2F03%2F31%2Fternyata-7-sayuran-ini-tidak-boleh-anda-konsumsi-setiap-hari&psig=AOvVaw2lDMFGFmdzR_BeX6AbWUyZ&ust=1568879162835764 Assalamualaikum Wr. Wb. Menengok blog ini rasanya kok lama sekali ya saya tidak nulis. Baiklah sepertinya saya memang harus memaksa otak saya ini untuk sinkron dengan tangan dan laptop lagi. Setelah berbagai peristiwa yang saya alami beberapa waktu ini. Saya mau bicara pengalama riil saya nih coba-coba mengikuti #jsr. Sekitar Bulan Rajab tahun lalu saya lumayan kaget tatkal melihat angka di timbangan yang menuju angka 66kg. Hah? Aku seberat itu? Ada rasa gimana gitu pas tahu soal angka timbangan yang bukan berkurang malah cenderung nganan. Ada keinginan saya untuk mencari solusi atas masalah saya. Alhasi

Cerpen: Bisnis Dita

Bisnis Dita Oleh : Ade Ganiarti Gadis mungil itu tak kuasa menolak microfon yang kini di tangannya. Teriakan teman-temannya seolah memaksanya untuk tetap maju ke panggung. Sedikit gemetar Dita berusaha menenangkan dirinya. Perlahan namun pasti suaranya yang merdu menghiasi panggung yang tidak terlalu luas itu. Panggung hening hanya suara merdu Dita yang mengalun. Semua mata teman-temannya terdiam terpesona memandangi penampilan Dita siang itu. Semua mata dan hati merasa terbuai dengan alunan lagu yang Dita bawakan. Riuh tepuk tangan sahabat-sahabat dekatnya melepas perlahan kegugupan Dita. Dita pada akhirnya bisa menyunggingkan senyum ke arah teman-teman yang mendukungnya. Dita gadis pemalu dan lugu. Tubuh mungilnya yang terlihat ringkih dibalut seragam yang tidak lagi bisa dibilang putih. Putihnya memudar dikarenakan seragam itu dipakainya sejak SMP. Orang tua Dita belum bisa mengganti seragamnya untuk SMA. Selain karena tidak ada dananya, tubuh mungil Dita masih cukup denga