Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Lomba dongeng

Gambar

Surat Terbuka untuk Kawan-Kawan Kecilku

Gambar
Assalamualaikum Kawan-kawan kecilku. Dulu, tatkala aku mengajar di sebuah SMP swasta di daerah jembatan lima aku sering menyebut murid-muridku dengan istilah " kawan-kawan kecilku". Sepertinya aku ingin memakai istilah itu lagi saat ini. Bukan kangen masa itu, tapi sepertinya lucu kalau aku memakai istilah itu lagi. Meskipun siswa-siswaku yang sekarang tentu saja tidak kecil-kecil. Jarak usia kami pun semakin nyata. Kawan-kawan kecilku... Aku yakin kalian pasti merasakan seperti yang aku rasakan saat ini. Rasa sedih dan kecewa yang menyelinap tanpa diundang di hati-hati kita. Hasil akhir perjungan kita yang terwujud dalam angka-angka itu cukup memilukan. Sebenarnya yang membuat pilu bukan pada angka-angka itu. Bukan pada pencapaian itu, tetapi lebih pada perasaan gagal yang aku rasa selama berproses bersama kalian dalam setahun. Awalnya aku cukup bersemangat dengan angkatan kalian. Fortiner('14)....yang selalu aku bilang semoga jadi angkatan yang fortune...Kita pun

Kepsek dan Manajer sekolah, Ada Apa Ya?

Jreng ....hehehe... Bissmillahirohmanirrohim...            Dulu zamannya kuliah, diriku pernah membuat tugas kuliah berupa artikel yang intinya sih mau ngomong tentang penggunaan bahasa di kalangan elite politik dan para pejabat. Dari tugas itu diriku dapat hadiah berupa dari Bu Liliana, M.Pd. Meskipun hanya berupa buku saku saat itu diriku lumayan ge er. Pasalnya, itu berarti diriku bolehlah kalau disuruh nulis( zaman itu, kalau sekarang mah...geleng-geleng dach).            Aku tak tahu apa yang aku tulis ini masih nyambung gak ya dengan prolog di atas? hem...           Terlepas dari itu, sekarang ini muncul sebuah istilah baru di dunia pendidikan yaitu penggantian istilah "kepsek" dengan " manajer sekolah". Loh, apa masalahnya? Sebenarnya sih kata "kepsek" jika ingin diubah menjadi "manajer sekolah" ya sah-sah saja. Lah wong kepsek itu memang tugasnya me manage sekolah. Tetapi kok diriku tergelitik untuk mempermasalahkan ini, ya?Permasala

NYONTEK.....(Itu sudah Aturannya Kan?)

Gambar
Selamat pagi All, ... Kemarin ketika sedang mendengar curhatan seorang anak laki-laki di kelasku, aku jadi mikir berkali-kli. Pasalnya anakku ( siswaku-red)berkata seperti ini. “Bener nih Bu, jangan marah ya, inikan uneg-uneg saya dari hati saya yang paling dalam. Ibu itu kalau ngawas ulangan “strict” banget. Yang ada saya sama teman-teman saya malah ketakutan. Saya sih udah belajar Bu, tapi kalau lupa-lupa dikit wajar, kan Bu?” “maksudnya?” “Nyontek dikit bolehlah, Bu.” “ Jadi, menurut kamu nyontek itu boleh?” “Ya, gak papalah Bu, kayak Ibu enggak pernah nyontek aja.” Wow! Aku lumayan kaget dengan pernyataan siswaku itu. Aku tidak menyangka kalimat itu keluar dari mulut siswaku yang selama ini punya reputasi “manis” sebagai anak yang cerdas, berani, dan selama yang aku tahu dia tergolong pandai di kelas.                 Sebenarnya yang membuat aku mikir berkali-kali adalah kalimatnya yang menyatakan kalau nyontek itu boleh. Aku mencoba merunut kembali. Selama in