Postingan

JILBAB UNTUK MEYLAN

Gambar
 Oleh : Adenia          ”Lina, mana adikmu? sudah siang nih. ” teriak papa dari ruang tamu. Lina masih mencari sepatunya di kolong meja sambil menyahut.          ”Masih di kamar , Pa. ” jawabnya.         ”Duh… mana tuh sepatu ya?” umpatnya.           ”Cepat Lina. Nanti enggak enak sama Khungkhung dan Phopho.”teriak papa lagi. Lina tak menjawab dan langsung ke kamar adiknya. Setelah membuka kamar Meylan, Lina terkejut melihat adiknya di depan kaca sedang merapikan jilbab di kepalanya.             ”Mey, kau gila? Kita mau ke rumah Khungkhung. Ini sincia, Mey. Kamu gak boleh pakai jilbab. Nanti phopho bingung!”katanya.           “Aduh Ci, kalau aku tidak pakai jilbab nanti aku yang bingung. Aku enggak bisa jalan, Ci.” jawab Mey.          ”Ini sinchia Mey. Sinchia!” kata Lina lagi mengingatkan.         “Biar kita sudah muslim, kita harus menghormati keluarga besar kita. Khungkhung pasti enggak suka kalau kamu pakai jilbab itu.” kata Lina.        ”Tapi Ci, aku mau pakai

Pemanjatan Terakhir

Gambar
  oleh: Ade Ganiarti  Kuseka air mataku dengan ujung jilbabku. Kupandangi bayi mungilku yang terbaring lemah dengan selang-selang itu. Kalau ditanya bagaimana perasaanku hari ini aku tak mampu lagi mengungkapkan perasaanku saat ini. Baru saja dua bulan lalu aku merasakan kebahagiaan akan kehadirannya yang mengisi hari-hariku. Dua bulan yang menyentuh setelah lama aku nantikan kehadirannya. Masih teringat tangan mungilnya yang menyentuh wajahku. Tubuh mungilnya yang memaksaku memperlakukannya dengan lembut padahal aku bukanlah orang yang lembut. Mas Arif, suamiku berusaha untuk menenangkan jiwaku. Mas Arif begitu sabar dan pengertian. Sampai hari ini pun aku tak habis pikir mengapa dia bersedia menikahiku. Aku hanya bisa membisu tanpa kata karena begitu terkesima melihat ketulusan hatinya saat melamarku. Dia bisa menerimaku, meski dia tahu benar siapa aku. Sebagai orang yang tak punya pilihan, aku menerima lamarannya. Aku sangat bersyukur dengan anugerah itu, dan sebagai tanda rasa sy

Faunaland Ecopark Ancol : Liburan Asyik Berteman Alam

Gambar
Assalamualaikum Wr.Wb. semua...   Kamu suka dengan hewan?Kamu pecinta hewan?Atau sekadar suka dengan berbagai ragam hewan?Pas banget nih kalau kamu datang ke tempat ini. Lokasinya masih di Jakarta. Jadi, kamu tidak perlu ke Taman Safari,di Puncak sana. Faunaland Ecopark Ancol. Konsep kebun binatang bebas yang memungkinkan kamu berinteraksi langsung dengan hewan-hewan di sana. Bagaimana kalau bawa anak kecil?Recommended bangetlah. Anak-anak bisa menambah wawasan dan pengalaman mereka dengan berinteraksi langsung dengan hewan-hewan di alam terbuka. Kebetulan suami suka sekali dengan hewan. Bagi suami, tempat rekreasi yang paling menarik ya,mengunjungi hewan.Apalagi jika hewan-hewan itu bisa berinteraksi langsung dengan kita. Ada kepuasan tersendiri soal itu. Faunaland Ecopark Ancol   berada tepat di dalam kawasan Ancol. Kamu bisa masuk langsung menuju ke sana setelah masuk pintu utama Ancol. Ecopark Ancol merupakan taman kota yang cukup luas di dalam kawasan Anco

Berpantun Yuk

Pantun adalah puisi lama empat baris dengan rima aa aa atau ab ab. Menulis pantun dapat mengaktifkan kedua belah otak kanan dan kiri. Kreativitas mengolah otak kanan sedangkan aturan-aturan yang ditetapkan dapat mengolah otak kiri kita. Berikut saya tuliskan beberapa pantun hasil buatan saya. Sudah lama tersimpan di PC. Pikiran kakek ke kanan kiri Melihat nenek duduk melamun Wahai kawan datang kemari Dengarkan aku hendak berpantun Menyimpan nasi di dalam peti Berlama-lama menjadi basi Jadilah apa dewasa nanti Kecil-kecil belajar korupsi Putri raja begitu manjanya Oleh inang dia disembah Selalu berkata apa adanya Jangan dikurang jangan ditambah Membajak tanah menjadi gembur Padi ditanam pastilah subur Jikalau hati sudah tak jujur Segala laku takkan mujur Mpek –mpek dari tepung kanji Kenyal rasa si agar-agar Kalaulah diri sudah berjanji Pantanglah itu diri melanggar Masa lajang segera berakhir Cetak undangan di atas kalki

7 Days Chalenge

Gambar
                                            Sumber gambar : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwibs6m78NnkAhWEOo8KHQ-qB4MQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Faceh.tribunnews.com%2F2019%2F03%2F31%2Fternyata-7-sayuran-ini-tidak-boleh-anda-konsumsi-setiap-hari&psig=AOvVaw2lDMFGFmdzR_BeX6AbWUyZ&ust=1568879162835764 Assalamualaikum Wr. Wb. Menengok blog ini rasanya kok lama sekali ya saya tidak nulis. Baiklah sepertinya saya memang harus memaksa otak saya ini untuk sinkron dengan tangan dan laptop lagi. Setelah berbagai peristiwa yang saya alami beberapa waktu ini. Saya mau bicara pengalama riil saya nih coba-coba mengikuti #jsr. Sekitar Bulan Rajab tahun lalu saya lumayan kaget tatkal melihat angka di timbangan yang menuju angka 66kg. Hah? Aku seberat itu? Ada rasa gimana gitu pas tahu soal angka timbangan yang bukan berkurang malah cenderung nganan. Ada keinginan saya untuk mencari solusi atas masalah saya. Alhasi

Cerpen: Bisnis Dita

Bisnis Dita Oleh : Ade Ganiarti Gadis mungil itu tak kuasa menolak microfon yang kini di tangannya. Teriakan teman-temannya seolah memaksanya untuk tetap maju ke panggung. Sedikit gemetar Dita berusaha menenangkan dirinya. Perlahan namun pasti suaranya yang merdu menghiasi panggung yang tidak terlalu luas itu. Panggung hening hanya suara merdu Dita yang mengalun. Semua mata teman-temannya terdiam terpesona memandangi penampilan Dita siang itu. Semua mata dan hati merasa terbuai dengan alunan lagu yang Dita bawakan. Riuh tepuk tangan sahabat-sahabat dekatnya melepas perlahan kegugupan Dita. Dita pada akhirnya bisa menyunggingkan senyum ke arah teman-teman yang mendukungnya. Dita gadis pemalu dan lugu. Tubuh mungilnya yang terlihat ringkih dibalut seragam yang tidak lagi bisa dibilang putih. Putihnya memudar dikarenakan seragam itu dipakainya sejak SMP. Orang tua Dita belum bisa mengganti seragamnya untuk SMA. Selain karena tidak ada dananya, tubuh mungil Dita masih cukup denga